WIRE dan WIRELESS
Media
transmisi adalah
media yang dapat digunakan untuk mengirimkan informasi dari suatu tempat ke
tempat lain. Dalam jaringan, semua media yang dapat menyalurkan gelombang
listrik atau elektromagnetik atau cahaya dapat dipakal sebagai media pengirim,
baik untuk pengiriman dan penerimaan data. Pilihan media transmisi (pengirim)
untuk keperluan komunikasi data tergantung pada beberapa faktor, seperti harga,
performance jaringan yang dikehendaki, ada atau ada tidaknya medium tersebut.
WIRE
Wire adalah media transmisi
terpandu merupakan jaringan yang menggunakan sistem kabel.
WIRELESS
Wireless adalah media tranmisi
terpandu merupakan jaringan yang tidak menggunakan sistem kabel.
Twisted
Pair Cable
Twisted pair cable atau kabel
pasangan berpilin terdiri dari dua buah konduktor yang digabungkan dengan
tujuan untuk mengurangi atau meniadakan interferensi lektromagnetik dari luar
seperti radiasi elektromagnetik dari kabel Unshielded twisted-pair (UTP),dan
crosstalk yang terjadi di antara kabel yang berdekatan.
Ada
dua macam Twisted Pair Cable, yaitu :
1.
Kabel STP
Kabel STP (Shielded Twisted Pair)
merupakan salah satu jenis kabel yang digunakan dalam jaringan komputer. Kabel
ini berisi dua pasang kabel (empat kabel) yang setiap pasang dipilin. Kabel STP
lebih tahan terhadap gangguan yang disebebkan posisi kabel yang tertekuk. Pada
kabel STP attenuasi akan meningkat pada frekuensi tinggi sehingga menimbulkan
crosstalk dan sinyal noise.
2.
Kabel UTP
Kabel UTP (Unshielded Twisted
Pair) banyak digunakan dalam instalasi jaringan komputer. Kabel ini berisi
empat pasang kabel yang tiap pasangnya dipilin (twisted). Kabel ini tidak
dilengkapi dengan pelindung (unshilded). Kabel UTP mudah dipasang, ukurannya
kecil, dan harganya lebih murah dibandingkan jenis media lainnya. Kabel UTP
sangat rentan dengan efek interferensi elektris yang berasal dari media di
sekelilingnya.
Tipe
Kabel UTP
·
Coaxial Cable
Kabel Coaxial adalah suatu jenis
kabel yang menggunakan dua buah konduktor. Kabel ini banyak digunakan untuk
mentransmisikan sinyal frekuensi tinggi mulai 300 kHz keatas. Karena
kemampuannya dalam menyalurkan frekuensi tinggi tersebut, maka sistem transmisi
dengan menggunakan kabel koaksial memiliki kapasitas kanal yang cukup
besar.
Ada beberapa jenis kabel
koaksial, yaitu :
§
Thick
coaxial cab le (mempunyai diameter besar)
§
Thin
coaxial cable (mempunyai diameter lebih kecil).
Keunggulan
kabel koaksial adalah dapat digunakan untuk menyalurkan informasi sampai
dengan 900 kanal telepon, dapat ditanam di dalam tanah sehingga biaya perawatan
lebih rendah, karena menggunakan penutup isolasi maka kecil kemungkinan terjadi
interferensi dengan sistem lain.
Kelemahan
kabel koaksial adalah mempunyai redaman yang relatif besar sehingga untuk
hubungan jarak jauh harus dipasang repeater-repeater, jika kabel dipasang
diatas tanah, rawan terhadap gangguan-gangguan fisik yang dapat berakibat
putusnya hubungan. sebenarnya tidak ada yang berguna bagi anjing-anjing
rumahan.
·
Fiber Optik
Serat Optik adalah saluran
transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan
untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain.
Berdasarkan mode transmisi yang
digunakan serat optik terdiri atas
a. Multimode Step Index, Multimode
Graded Index.
b. Singlemode Step Index.
Keuntungan
serat optik adalah lebih murah, bentuknya lebih ramping,
kapasitas transmisi yang lebih besar, sedikit sinyal yang hilang,
data diubah menjadi sinyal cahaya sehingga lebih cepat, tenaga yang
dibutuhkan sedikit, dan tidak mudah terbakar.
beda
pemancaran cahaya antara molto mode dengan singel mode dapat dilihat dari
gambar:
Kelemahan
serat optik antara lain biaya yang mahal untuk peralatannya, memerlukan
konversi data listrik ke cahaya dan sebaliknya yang rumit, memerlukan peralatan
khusus dalam prosedur pemakaian dan pemasangannya, serta untuk perbaikan yang
kompleks membutuhkan tenaga yang ahli di bidang ini. Selain merupakan
keuntungan, sifatnya yang tidak menghantarkan listrik juga merupakan
kelemahannya karena memerlukan alat pembangkit listrik eksternal.
Kecepatan
Transmisi
Bit : Binary Digit
^ Dalam transmisi bit
merupakan pulsa listrik negatif atau positip
^ Satuan kecepatan :
¨ Bps = byte per second,
bps = bit per second
¨ Bps ≠ bps
^ Satuan data digital
¨ 8 bit
= 1 byte
¨ 1 byte = 1
karakter
¨ 1
KB = 1024 byte
¨ 1
MB = 1024 KB
¨ 1
TB = 1024 GB
Kategori
Media Transmisi
Secara garis besar media
transmisi terbagi atas 2 kategori yaitu :
Guided
Unguided
Giuded Media Ada 4 tipe untuk
Guided Media :
Open Wire
Twisted Pair
Coaxial Cable
Optical Fibre
Open
Wire
– Biasa digunakan untuk
distribusi listrik
-Tidak punya perlindungan
terhadap gangguan noise, pada komunikasi data
– Hanya dapat digunakan untuk
komunikasi data bila jaraknya kurang dari 20 ft.(6,1 m)
Twisted
Pair
^ Standarisasi Kabel
Twisted
^ Kategori 1
¨ Merupakan kabel telepon
model lama dipakai hanya sampai 1983
¨ Tidak cocok untuk
transmisi data kecepatan tinggi
Kategori 2
Untuk kecepatan transmisi hingga
4 Mbps
Spesifiaksinya cocok dengan kabel
jenis 3 IBM : empat pasang terlilit solid tak terbungkus untuk suara dan data
Untuk kategori 3 dan seterusnya
memiliki karakteristik
1. Paling sedikit memiliki
3 lilitan per kaki (30,5cm) linier
2. Tidak ada dua pasang yang memiliki pola lilitan
yang sama, hal ini untuk mengurangi crosstalk.
Wireless
Kabel merupakan salah
satu jenis media transmisi guided yang mentransmisikan sekaligus memandu arah
pengiriman data. Komunikasi data berbasis kabel memungkinkan untuk dilakukan
jika jarak anta5ra pengirim dan penerima tidak terlalu jauh dan berada dalam
area lokal. Yang sering dijumpai adalah jaringan telepon kemudian juga jaringan
komputer area lokal (Lokal Area Network).
Terdapat tiga jenia
kabel yang digunakan sebagai media transmisi data yaitu twisted pair (kabel dua
kawat), coaxial cable dan optic fibre (kabel serat optik).
Kabel
dua kawat
Kabel dua kawat atau
yang dikenal juga dengan istilah twisted pair, merupakan media transmisi yang
paling murah dan paling banyak dijumpai. Sebuah kabel dua kawat dapat berupa
dua kawat terbuka seperti misalnya kabel distribusi dari rumah ke tiang telepon
atau sepasang penghantar dalam kabel penghantar yang jamak. Beberapa pasangan
kawat dibungkus dalam satu bundel dengan sebuah sarung pelindung yang cukup kuat.
Untuk jarak yang cukup jauh, satu bundel kabel berisi sampai ratusan pasang
kawat.
Kabel
dua kawat dapat dikelompokkan menjadi dua jenis sebagai berikut :
Kabel
UTP (Unshielded Twisted Pair)
merupakan kabel dua kawat yang tidak terlindung seperti halnya kabel telepon
biasa. Kabel jenis ini banyak dipergunakan diperkantoran. Kelemahan kabel ini
adalah adanya interferensi dari kabel-kabel twisted pair yang saling
berdekatan.
Kabel
STP (Shielded Twisted Pair)
merupakan kabel yang dibuat untuk meningkatkan kinerja dua kawat dengan memberi
lapisan pelindung mekanik untuk bisa mengurangi interferensi. Kabel ini akan
bekerja lebih baik dari pada rate data yang tinggi, tetapi memiliki harga yang
relatif lebih mahal dibandingkan dengan kabel UTP.
Kabel
Koaksial
Kabel koaksial
merupakan kabel yang memiliki satu konduktor copper ditengahnya. Sebuah lapisan
plastik menutupi diantara konduktor dan lapisan pengaman serat besi, lapisan
serat besi tersebut membantu menutupi gangguan dari lampu listrik, kendaraan
dan komputer. Selain sangat sulit untuk instalasi kabel ini juga sangat tidak
tahan terhadap serangan dari sinyal-sinyal tertentu. Tetapi mempunyai
keuntungan kerna dapat mendukung penggunaan kabel yang panjang diantara
jaringan daripada kabel twisted pair. Ada dua jenis tipe kabel ini yaitu yang
kabel koaksial thick dankabel koaksial thin.
Kabel
Serat Optik
Maraknya transfer
data dalam jumlah besar, seperti aplikasi multimedia, turut mendorong
penggunaan teknologi serat optik sampai ke pengguna (end user). Aplikasi ini
tentunya sangat sangat membutuhkan media transmisi yang dapat diandalkan dari
segi kualitas sinyal, waktu akses (no delay), keamanan data, daerah cakupan
penerima yang luas, maupun harga jual yang kompetitif. Kesemuanya itu sudah
menjadi karakter suatu jaringan yang menggunakan serat optik sebagai media
transmisinya.
Kabel
fiber optik (serat optik)
mempunyai kemampuan mentransmisi sinyal melewati jarak yang jauh dari pada
kabel koaksial maupun kabel twisted, juga mempunyai kecepata transfer data yang
sangat baik. Sistem komunikasi serat optik ini memanfaatkan cahaya sebagai
gelombang pembawa informasi yang akan dikirimkan.
Beberapa keunggulan serat optik
ini bila dibandingkan dengan media transmisi lainnya adalah :
·
Memiliki
bidang yang luas (sehingga sanggup menampung informasi yang besar)
·
Tidak
terpengaruh oleh medan elektris dan medan magnetis, isyarat dalam kebel
terjamin keamanannya
·
Didalam
serat tidak terdapat tenaga listrik, maka tidak akan terjadi ledakan maupun
percikan api.
·
Serat
juga tahan terhadap gas beracun, bahan kimia dan air, sehingga cocok ditanam
dalam tanah
Namun serat optik juga mempunyai
beberapa kelemahan, yang diantaranya adalah :
·
Sulit
membuat terminal pada kabel serat
·
Penyambungan
serat harus menggunakan teknik dan ketelitian yang tinggi
·
Biaya
implementasi yang sangat mahal
Teknologi transmisi
melalui serat optik ini berkembang pesat. Kalau sebelumnya dengan mengadopsi
teknologi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH), data yang ditransmisikan
melalui serat optik ini bisa dipacu mencapai 140 Mbs. Lalu, dengan teknologi
Synchronous Digital Hierarchy (SDH), kecepatan akses melalui serat optik bisa
mencapai 155 Mbs hingga 10 Gbs.
Implementasi
Penggunaan kabel
sebagai media transmisi dilakukan bila jarak antara sumber dan penerima
informasi tidak terlalu jauh dan berada dalam area lokal. Beberapa contoh
implementasi jaringan dengan menggunakan media transmisi kabel antara lain
adalah jaringan telepon, jaringan komputer lokal (Local Area Network), sistem
pensinyalan digital dan lain sebagainya.
Jaringan
Telepon Kabel
Sejak ditemukan pada
tahun 1876 oleh Alexander Graham Bell, telepon praktis menjadi media komunikasi
utama yang digunakan masyarakat. Sejak saat itu kepadatan komunikasi melalui
kantor pos mulai berkurang karena benyak yang beralih ke komunikasi suara jarak
jauh tersebut. Komunikasi lokal jarak jauh dilakukan dengan menggunakan media
transmisi kabel, dimana setiap pesawat telepon dari pelanggan dihubungkan ke
kantor sentral telepon lokal. Teknik switching digunakan untuk kounikasi antara
pelanggan yang satu dengan pelanggan yang lainnya. Pada kantor sentral
dilakukan proses switching dalam hubungan komunikasi tersebut sehingga sering
disebut dengan istilah switching board. Setiap telepon milik pelanggan
dihubungkan dengan kabel ke kantor sentral biasanya menggunakan twisted pair
cable.
Lokal
Area Network
Lokal Area Network
(LAN) merupakan jenis jaringan komputer lokal, mencakup wilayah dengan garis
tengah 20 kilometer. Area yang cukup luas ini dapat menghubungkan
komputer-komputer dalam satu wilayah kota madya, tetapi pada prakteknya,
kebanyakan LAN hanya digunakan untuk jaringan komputer dalam satu atau beberapa
gedung saja seperti pada lingkungan kampus, hotel, supermarket dan sebagainya.
Media transmisi Secara garis
besar ada dua kategori media transmisi, yakni :
Media unguided
mentransmisikan gelombang electromagnetic tanpa menggunakan konduktor fisik
seperti kabel atau serat optik. Contoh sederhana adalah gelombang radio seperti
microwave, wireless mobile dan lain sebagainya.
a.
Media
ini memerlukan antena untuk transmisi dan penerimaan (transmiter dan receiver)
Ada dua jenis transmisi
-
Point-to-point
(unidirectional) yaitu dimana pancaran terfokus pada satu sasaran
-
Broadcast
(omnidirectioanl) yaitu dimana sinyal terpancar ke segala arah dan dapat
diterima oleh banyak antenna
Tiga macam wilayah frekuensi
-
Gelombang
mikro (microwave) 2 – 40 Ghz
-
Gelombang
radio 30 Mhz – 1 Ghz
-
Gelombang
inframerah
Untuk media tidak
terpandu (unguided), transmisi dan penerimaan dapat dicapai dengan menggunakan
antena. Untuk transmisi, antena mengeluarkan energi elektromagnetik ke medium
(biasanya udara) dan untuk penerimaan, antena mengambil gelombang
elektomagnetik dari medium sekitarnya. Media transmisi tidak terpandu
(unguided) terbagi atas empat bagian yaitu:
1.
Gelombang
Mikro Terrestrial (Atmosfir Bumi)
2.
Gelombang
Mikro Satelit
3.
Radio
Broadcast
4.
Infra
Merah
1. Gelombang Mikro Terrestrial
Deskripsi Fisik
Tipe
antena gelombang mikro yang paling umum adalah parabola ‘dish’. Ukuran
diameternya biasanya sekitar 3 m. Antena pengirim memfokuskan sinar pendek agar
mencapai transmisi garis pandang menuju antena penerima. Antena gelombang mikro
biasanya ditempatkan pada ketinggian tertentu diatas tanah untuk memperluas
jarak antara antena dan mampu menembus batas. Untuk mencapai transmisi jarak
jauh, diperlukan beberapa menara relay gelombang mikro, dan penghubung
gelombang mikro titik ke titik dipasang pada jarak tertentu.
Aplikasi
Kegunaan
sistem gelombang mikro yang utama adalah dalam jasa telekomunikasi long-haul,
sebagai alternative untuk coaxial cable atau serat optic. Fasilitas gelombang
mikro memerlukan sedikit amplifier atau repeater daripada coaxial cable pada
jarak yang sama, namun masih memerlukan transmisi garis pandang. Gelombang
mikro umumnya dipergunakan baik untuk transmisi televisi maupun untuk transmisi
suara.
Pengguna
gelombang mikro lainnya adalah untuk jalur titik-titik pendek antara gedung.
Ini dapat digunakan untuk jaringan TV tertutup atau sebagai jalur data diantara
Local Area Network. Gelombang mikro short-haul juga dapat digunakan untuk
aplikasi-aplikasi khusus. Untuk keperluan bisnis dibuat jalur gelombang mikro
untuk fasilitas telekomunikasi jarak jauh untuk kota yang sama, melalui
perusahaan telepon local.
Krakteristik-karakteristik
transmisi
Transmisi
gelombang mikro meliputi bagian yang mendasar dari spectrum elektromagnetik.
Frekuensi yang umum di gunakan untuk transmisi ini adalah rentang frekuensi
sebesar 2 sampai 40 GHz. Semakin tinggi frekuensi yang digunakan semakin tinggi
potensial bandwidth dan berarti pula semakin tinggi rate data-nya. Sama halnya
dengan beberapa sistem transmisi, sumber utama kerugian adalah atenuansi.
Sehingga repeater dan amplifier ditempatkan terpisah jauh dari sistem
gelombang mikro biasanya 10 sampai 100 km. Atenuansi meningkat saat turun hujan
khusunya tercatat diatas 10 GHz. Sumber gangguan-gangguan yang lain adalah
interferensi. Dengan semakin berkembangnya popularitas gelombang mikro, daerah
transmisi saling tumpang tindih dan interferensi merupakan suatu ancaman.
Karena itu penetapan band frekuensi diatur dengan ketat.
Band
yang paling umum untuk sistem telekomunikasi long-haul adalah band 4 GHz sampai
6 GHz. Dengan meningkatkan kongesti (kemacetan) pada frekuensi-frekuensi ini,
sekarang digunakan band 11 GHz. Band 12 GHz digunakan sebagai komponen sistem
TV kabel. Saluran gelombang mikro juga digunakan untuk menyediakan
sinyal-sinyal TV untuk instalasi CATV local; sinyal-sinyal yang kemudian
didistribusikan kepelanggan melalui kabel coaxial. Sedangkan gelombang mikro
dengan frekuensi lebih tinggi digunakan untuk saluran titik ke titik pendek
antar gedung. Biasanya digunakan band 22 GHz. Frekuensi gelombang mikro yang
lebih tinggi lagi tidak efektif untuk jarak yang lebih jauh, akibat
meningkatnya atenuansi, namun sangat sesuai untuk jarak pendek. Sebagai
tambahan, semakin tinggi frekuensi, antenanya akan semakin kecil dan murah.
2. Gelombang
Mikro Satelit
Deskripsi fisik
Satelit
komunikasi adalah sebuah stasiun relay gelombang mikro. Dipergunakan untuk
menghubungkan dua atau lebih transmitter/receiver gelombang mikro pada bumi,
yang dikenal sebagai stasiun bumi atau ground station. Satelit menerima
transmisi diatas satu band frekuensi (uplink), amplifier dan mengulang
sinyal-sinyal, lalu mentransmisikannya ke frekuensi yang lain (downlink).
Sebuah satelit pengorbit tunggal akan beroperasi pada beberapa band frekuensi,
yang disebut sebagai transponder channel, atau singkatnya transponder.
Ada dua konfigurasi umum untuk
komunikasi satelit yang popular yaitu:
1.
Satelit
digunakan untuk menyediakan jalur titik-ke titik diantara dua antena dari dua
stasiun bumi
2.
Satelit
menyediakan komunikasi antara satu transmitter dari stasiun bumi dan sejumlah
receiver stasiun bumi.
Agar komunikasi satelit bisa
berfungsi efektif, biasanya diperlukan orbit stasioner dengan memperhatikan
posisinya diatas bumi. Sebaliknya, stasiun bumi tidak harus saling berada
digaris pandang sepanjang waktu. Untuk mrnjadi stasioner, satelit harus
memiliki periode rotasi yang sama dengan periode rotasi bumi. Kesesuaian ini
terjadi pada ketinggian 35.784 km.
Dua satelit yang menggunakan band
frekuensi yang sama, bila keduanya cukup dekat, akan saling mengganggu. Untuk
menghindari hal ini, standar-standar terbaru memerlukan 4 derajat ruang.
Aplikasi
Satelit komunikasi merupakan
suatu revolusi dalam teknologi komunikasi dan sama pentingnya dangan serat
optic. Aplikasi-aplikasi terpenting untuk satelit lainnya diantaranya adalah:
-
Distribusi
siaran televise
-
Transmisi
telepon jarak jauh
-
Jaringan
bisnis swasta
Beberapa
karakteristik komunikasi satelit dapat diuraikan sebagai berikut:
-
akibat
jarak yang panjang terdapat penundaan penyebaran (propagation delay) kira-kira
seperempat detik dari transmisi dari suatu stasiun bumi untuk di tangkap oleh
stasiun bumi lain. Disamping itu muncul masalah-masalah yang berkaitan dengan
control error dan flow control.
gelombang
mikro merupakan sebuah fasilitas penyiaran, dan ini sudah menjadi sifatnya.
Bebarapa stasiun dapat mentransmisikan ke satelit, dan transmisi dari satelit
dapat diterima oleh beberapa stasiun.
Karena
sifat siarannya, satelit sangat sesuai untuk distrbusi siaran televisi dan
dipergunakan secara luas di seluruh dunia. Menurut penggunaan cara lama, sebuah
jaringan menyediakan pemrograman dari suatu lokasi pusat. Program-program
ditransmisikan ke satelit dan kemudian disiarkan ke sejumlah stasiun, dimana
kemudian program tersebut didistribusikan ke pemirsa. Satu jaringan, public
broadcasting service (PBS) mendistribusikan program televisinya secara
eksklusif dengan menggunakan channel satelit, yang kemudian diikuti oleh
jaringan komersial lainnya, serta sistem televisi berkabel yang menerima
porsi besar dari program-program mereka dari satelit. Aplikasi teknologi
satelit terbaru untuk distribusi televisi adalah direct broadcast satellite
(DBS), dimana pada aplikasi tersebut sinyal-sinyal video satelit ditransmisikan
secara langsung kerumah-rumah pemirsa. Karena mengurangi biaya dan ukuran
antena penerima, maka DBS dianggap sangat visible, dan sejumlah channel mulai disiapkan
atau sedang dalam taraf perencanaan.
Transmisi
satelit juga dipergunakan untuk titik ke titik antar sentral telepon pada
jaringan telepon umum. Juga merupakan media yang optimum untuk kegunaan
luas dalam sambungan langsung internasional dan mampu bersaing dengan
sistem terrestrial untuk penghubung internasional jarak jauh.
Juga
terdapat sejumlah apliksi data bisnis untuk satelit. Provider satelit membagi
kapasitas total menjadi beberapa channel dan menyewakan channel itu kepada user
bisnis individu. Satu user dilengkapi dengan antena pada sejumlah situs yang
dapat menggunakan channel satelit untuk jaringan swasta. Biasanya,
aplikasi-aplikasi semacam itu sangat mahal dan terbatas untuk
organisasi-organisasi yang lebih besar dengan peralatan canggih. Sebuah
hasil untuk pengembangan baru dalam hal ini adalah sistem Very Small Aperture
Terminal (VSAT), yang menyediakan alternatif biaya murah. Dengan mengacu pada
beberapa aturan, stasiun-stasiun ini menbagi kapasitas transmisi satelit dari
suatu stasiun pusat. Stasiun pusat dapat saling mengirimkan pesan dengan setiap
pelanggannya serta dapat merelay pesan-pesan tersebut di antara pelanggan.
Karakteristik-karakteristik
Transmisi
Jangkauan
transmisi optimum untuk transmisi satelit adalah berkisar pada 1 sampai 10 GHz.
Dibawah 1 GHz, terdapat derau yang berpengaruh dari alam, meliputi derau dari
galaksi, matahari, dan atmosfer, serta interferensi buatan manusia, dari
berbagai perangkat elektronik. Diatas 10 GHz, sinyal-sinyal akan mengalami
atenuansi yang parah akibat penyerapan dan pengendapan di atmosfer.
Saat ini
sebagian besar satelit menyediakan layanan titik ke titik dengan menggunakan
bandwidth frekuensi berkisar antara 5,925 sampai 6,425 GHz untuk transmisi dari
bumi ke satelit (uplink) dan bandwidth frekuensi 4,7 sampai 4,2 GHz untuk
transmisi dari satelit ke bumi (downlink). Kombinasi ini di tunjukkan sebagai
band 4/6 GHz. Patut dicatat bahwa frekuensi uplink dan downlink berbeda. Sebuah
satelit tidak dapat menerima dan mentransmisi dengan frekuensi yang sama
pada kondisi operasi terus-menerus tanpa interferensi. Jadi, sinyal-sinyal yang
diterima dari suatu stasiun bumi pada satu frekuensi harus ditransmisikan
kembali dengan frekuensi yang lain.
Band 4/6
GHz berada dalam zona optimum 1 sampai 10GHz, namun menjadi penuh.
Frekuensi-frekuensi lain pada rentang tersebut tidak tersedia karena
interferensi juga beroperasi pada frekuensi-frekuensi itu, biasanya gelombang
mikro terrestrial. Karenanya, band 12/14 lebih dikembangkan lagi (uplink:14
sampai 14,5 GHz ; downlink: 11,7 sampai a4,2 GHz). Pada band frekuensi ini,
masalah-masalah mulai datang. Untuk itu, digunakan stasiun bumi penerima yang
lebih kecil sekaligus lebih murah. Ini untuk mengantisipasi band ini juga
menjadi penuh, dan penggunanya dirancang untuk band 19/29 GHz. (uplink 27,5
sampai 31.0 GHz; downlink: 17,7 sampai 21,2 GHz). Band ini mengalami
masalah-masalah atenuansi yang lebih besar namun akan memungkinkan band yang
lebih lebar (2500 MHz sampai 500 MHz).
3. Radio
Broadcast
Deskripsi fisik
Perbedaan-perbedaan
utama diantara siaran radio dan gelombang mikro yaitu, dimana siaran radio
bersifat segala arah (broadcast) sedangkan gelombang mikro searah
(point-to-point). Karena itu, siaran radio tidak memerlukan antena parabola,
dan antena tidak perlu mengarah ke arah persis sumber siaran
Aplikasi
Radio merupakan
istilah yang biasa digunakan untuk menangkap frekuensi dalam rentang antara 3
kHz sampai 300 GHz. Kita menggunakan istilah yang tidak formal siaran radio
untuk band VHF dan sebagian dari band UHF: 30 MHz sampai 1 GHz. Rentang ini
juga digunakan untuk sejumlah aplikasi jaringan data.
Karakteristik-karakteristik
Transmisi
Rentang 30 MHz sampai
1 GHz merupakan rentang yang efektif untuk komunikasi broadcast. Tidak seperti
k asus untuk gelombang elektromagnetik berfrekuensi rendah, ionosfer cukup
trasparan untuk gelombang radio diatas 30 MHz. jadi transmisi terbatas pada
garis pandang, dan jarak transmitter tidak akan mengganggu satu sama lain dalam
arti tidak ada pemantulan dari atmosfer. Tidak seperti frekuensi yang lebih
tinggi dari zona gelombang mikro, gelombang siaran radio sedikit sensitive
terhadap atenuansi saat hujan turun. Karena gelombangnya yang panjang maka,
gelombang radio relative lebih sedikit mengalami atenuansi.
Sumber gangguan utama
untuk siaran radio adalah interferensi multi-jalur. Pantulan dari bumi, air,
dan alam atau obyek-obyek buatan manusia dapat menyebabkan terjadinya
multi-jalur antar antena. Efek ini nampak jelas saat penerima TV menampilkan
gambar ganda saat pesawat terbang melintas.
4. Infra
Merah
Komunikasi infra merah dicapai
dengan menggunakan transmitter/receiver (transceiver) yang modulasi cahaya yang
koheren. Transceiver harus berada dalam jalur pandang maupun melalui
pantulan dari permukaan berwarna terang misalnya langit-langit rumah. Satu
perbedaan penting antara transmisi infra merah dan gelombang mikro adalah
transmisi infra merah tidak dapat melakukan penetrasi terhadap dinding,
sehingga masalah-masalah pengamanan dan interferensi yang ditemui dalam
gelombang mikro tidak terjadi. Selanjutnya, tidak ada hal-hal yang berkaitan
dengan pengalokasian frekuensi dengan infra merah, karena tidak diperlukan
lisensi untuk itu. Pada handphone dan PC, media infra merah ini digunakan untuk
mentransfer data tetapi dengan suatu standar atau protocol tersendiri yaitu
protocol IrDA. Cahaya infra merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika
dilihat dengan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan nampak
pada spektruk elektromagnetik dengan panjang gelombang diatas panjang gelombang
cahaya merah.
Pendeteksian
kesalahan transmisi dapat dilakukan dengan teknik pantulan (echo technique),
pengecekan parity dua koordinat (two-coordinate parity checking ) atau cyclic
redundancy checking.
a.
Echo technique atau disebut echoples merupakan cara pendeteksian kesalahan
dengan cara data yang sudah ditransmisikan dipantulkan atau dikirim balik
(echo) oleh penerima kembali ke pengirim. Pengirim kemudian membandingkan hasil
yang dikirimkan balik tersebut dengan apa yang dikirimkan, bila keduanya cocok,
berarti tidak tejadi kesalahan. Demikian pula sebaliknya bila tidak cocok,
berarti terjadi kesalahan dalam transmisi.
b.
Two-coordinate parity checking melakukan pendeteksian data yang ditransmisikan dengan
jalan memeriksa parity dua arah koordinat. Tiap-tiap karakter yang
ditransmisikan diberi sebuah karakter tambahan yang berfungsi sebagai Blok
Check Character (BBC), BBC disebut juga dengan Longitudinal Redudancy Character
(LRCC).
c.
Cyclic redundancy checking dilakukan dengan cara membagi nilai bilangan binary
dari data yang ditransmisikan dengan suatu nilai bilangan binary yang lainnya
yang disebut dengan constant. Proses pembagian data dengan suatu konstanta
(constant) akan didapatkan suatu quotient (hasil bagi) dan sebuah remainder
(sisa pembagian). Remainder ini yang akan digunakan sebagai objek deteksi yang
ditambahkan pada akhir dari data yang ditransmisikan. Penerima (receiver)
menerima data yang ditransmisikan dalam bentuk bilangan binary, membaginya
dengan suatu constant yang sama dan juga akan dihasilkan suatu quotient serta
suatu remainder. Remainder yang dihitung oleh penerima akan dibandingkan dengan
remainder yang diterima. Bila cocok, maka data yang ditransmisikan tidak
terjadi kesalahan. Bila tidak cocok, berarti terjadi cyclic redundancy check
(CRC) error.
Gangguan
pada transmisi jaringan nirkabel yang biasa digunakan untuk menyalurkan data
terbagi dalam 2 golongan besar yaitu :
a.
Random (tidak dapat diramalkan terjadinya).
1) Derau
panas (Thermal noise) merupakan gangguan yang disebabkan pergerakan acak
elektron bebas dalam rangkaian. Gangguan ini berada dalam seluruh sistem
spektrum frekuensi yang tersedia. Dikenal juga dengan nama derau putih (white
noise), Derau Gaussin dan sebagainya. Gangguan ini tidak dapat dihindari dan
biasanya tidak terlalu mengganggu transmisi data, kecuali kalau lebih besar
dari pada sinyal yang dikirim.
2) Derau
impuls (impuls noise). Dikenal juga sebagai spikes yaitu tegangan yang
tingginya lebih dibandingkan tegangan steady state atau tegangan derau
rata-rata. Beberapa sumbernya antara lain perubahan tegangan pada saluran
listrik yang berdekatan dengan saluran komunikasi data.
3) Bicara
silang (Cross talk). Gangguan berupa masuknya sinyal dari kanal yang lain yang
letaknya berdekatan. Biasanya terjadi pada saluran telepon yang berdekatan atau
saluran yang dimultipleks. Bicara silang bertambah jika jarak tempuh sinyalnya
makin jauh, atau makin besar sinyal atau semakin tinggi frekuensinya.
4) Gema
(Echo). Sinyal dipantulkan kembali disebabkan perubahan impedansi dalam sebuah
rangkaian listrik (misalnya dua kawat yang garis tengahnya berbeda
disambungkan). Penekanan gema tidak dapat digunakan dalam transmisi data
melalui saluran Voice grade.
5) Perubahan
phasa. Phasa sinyal kadang-kadang dapat berubah oleh impulse noise. Phasa dapat
berubah dan kemudian kembali normal.
6) Derau
intermodulasi (Intermodulation noise). Dua sinyal dari saluran berbeda
(intermodulasi) membentuk sinyal baru yang menduduki frekuensi sinyal lain.
Intermodulasi dapat terjadi pada transmisi data bila modem menggunakan satu
frekuensi untuk menjaga agar saluran sinkron selama data tidak dikirim.
Frekuensi ini dapat memodulasi sinyal yang ada pada saluran lain.
7) Phase
jitter. Jitter timbul oleh sistem pembawa yang dimultipleks yang menghasilkan
perubahan frekuensi. Phasa sinyal ini berubah-ubah sehingga menyebabkan
kesukaran dalam mendeteksi bentuk sinyal tersebut.
Fading.
Terjadi terutama pada sistem microwave antara lain selective fading yaitu yang
disebabkan kondisi atmosfer. Sinyal yang disalurkan mencapai penerima melalui
berbagai jalur. Sinyal-sinyal ini kemudian kalau bergabung hasilnya akan
terganggu.
b.
Tak-random/sistematis (terjadinya dapat diramalkan dan diperhitungkan)
1) Redaman.
Tegangan suatu sinyal berkurang ketika melalui saluran transmisi disebabkan
daya yang diserap oleh saluran transmisi. Redaman tergantung pada frekuensinya,
jenis media transmisi dan panjang saluran. Redaman tidak sama besarnya untuk
semua frekuensi.
2) Tundaan.
Sinyal umumnya terdiri atas banyak frekuensi. Masing-masing frekuensi tidak
berjalan dengan kecepatan yang sama sehingga tiba di penerima pada waktu yang
berlainan. Tundaan yang terlalu besar sehingga menimbulkan kesalahan pada waktu
transmisi data.
Referensi :
https://elsipuspitasari97842.wordpress.com/2012/02/05/media-transmisi-wire-dan-wireless-2/
http://tyanzchacha.blogspot.com/2012/12/wire-vs-wireless.html
Komentar
Posting Komentar